Temukan Saya

Twitter : @daenggun Facebook: Darmawansyah Gunawan E-Mail : darmawangun@gmail.com

Senin, 09 Februari 2015

Tagged Under:

Melawak Berdiri Harus Duduk Sesekali

By: Unknown On: Senin, Februari 09, 2015
  • Share The Gag
  • Anjas Chambank salah satu Komika (Stand Up Komedian) Makassar  menjadi bahan bincang sekaligus cercaan semalam hingga pagi ini. Hal itu tersulut karena materi stand up nya yang dicuplik Kompas Tv ditengarai menghina PSM  Makassar. Sudah kepalang basah ketika perkataan sudah keluar, si empunya mulut harus menanggung konsekuensinya, Anjas mau tak mau harus safari ke kelompok suporter PSM untuk meminta maaf sekaligus mengklarifikasi bit (candaan) pada materi stand up nya.

    Anjas menjadi komika kesekian yang  harus meminta maaf karena materi stand up nya. sebelum-sebelumnya ada David Nurbianto yang harus mendapat "masalah" akibat materinya dianggap menghina Persikabo  klub sepak bola asal Bogor. Ada Fauzi "oji" komika asal Medan yang harus berlaku sama karna soalan materinya dinyana menjatuhkan etnis tertentu. terakhir dan paling konyol si kemal Pahlevi harus muncul di youtube untuk meminta maaf kepada para Wota fans garis keras JKT48 karena "Tuhan" mereka diroast.

    Stand Up komedi booming di Indonesia di pertengahan 2011 lalu dan akhirnya meledak sampai sekarang. Stand up kini menjadi budaya pop baru di Indonesia. dipelopori oleh 5 orang  Pandji, Raditya Dika, Adriandi, Isman Hs, dan Ernest Prakasa yang akhirnya berkembang dan membentuk wadah Stand Up Indonesia. kesenian ini bisa dibilang sebagai ice breaker dari kebosanan dan kemuakan kita dengan komedi hina fisik dan slapstik. Bagai Oase, stand up bisa menjadi alternatif lain dalam menikmati komedi. Pun begitu selain kebosanan dengan genre komedi yang lain stand up komedi bisa begitu berkembang di Indonesia karena bisa menjadi corong kegelisahan orang-orang, kata bung Karno sebagai penyambung lidah rakyat. persoalan-persoalan yang dulu menjadi gosip jalanan bebas dilantangkan di atas panggung. coba tengok ketika Pandji pertama kali muncul stand up di Youtube berbicara tentang legalisasi Ganja. Soleh solihun pertama kali muncul di Metro Tv dengan bit meledek Surya Paloh. Bagaimana Ernest Prakasa bebas bilang babi ke Wiranto dan ARB dalam special shownya 'ILUCINATI". Para komika menjelma sebagai kalifah mewakilkan keresahan kita. Itulah mungkin bagaimana genre komedi ini bisa begitu dicintai. 

    Melihat kasus-kasus di atas mau tidak mau pasti akan sering terjadi. melihat sejarah stand up yang berasal dari Amerika juga tidak lepas dari berbagai kontoversi. Keriaan stand up di Amerika bermula pada tahun 1960an. Konten lawakannya berisi hal-hal yang tabu di masyarakat dibawakan dengan vulgar di atas panggung. Bahkan pada saat itu para Komika sengaja menghitamkan wajahnya karena ingin mengejek warga kulit hitam Amerika. Hari ini ada Chris rock dan alamarhum Robin Williams yang isi materinya kebanyakan sindiran ke presiden-presiden Amerika yang membuat Bush dan Obama sudah kebal. Biarpun Amerika kita kenal sebagai negara yang bebas namun untuk persoalan materi-materi sensitif kadang masih sering menjadi kontroversi dan itu berlangsung sampai sekarang. Karena kesenian ini adalah impor maka saya kira perlu ada penyesuaian dengan kultur yang ada di Indonesia yang katanya bersahaja dengan adat ketimuran. Jadi tidak bisa mengadopsi plak-plakan. Banyak hal yang harus dikompromikan. 

    Ada dua hal yang kita bisa cermati dari soalan ini. Pertama kesenian ini lahir ketika alam demokrasi indonesia sudah sejuk. kebebasan berpendapat dan kebebasan berekspresi telah dilindungi oleh undang-undang. Orang bebas ngomong apa saja tanpa lagi ada rasa takut sepanjang itu bisa dipertanggung jawabkan. Sudah banyak materi Stand up para Komika yang mem-bully habis SBY, berbicara masalah kaum Gay dan Lesbian atau membahas prilaku organisasi agama tertentu. Kedua saking sudah bebasnya kita berbicara banyak komika yang belum mampu melihat keadaan masyarakat Indonesia secara umum. Masyarakat masih begitu "bodoh" untuk menerima materi-materia dari mereka dan akan konyol jika para komika-komika itu menganggap masyarakat sekarang sudah "cerdas". jadi prinsip bebas dan kehati-hatian serta bertanggung jawab  menjadi satu kombinasi yang mutlak mau tak mau menjadi  pegangan para komika. Bebas yang bertanggung jawab. Berdirilah berbicara yang lantang namun duduklah sesekali.

    0 komentar:

    Posting Komentar