Temukan Saya

Twitter : @daenggun Facebook: Darmawansyah Gunawan E-Mail : darmawangun@gmail.com

Kamis, 12 Februari 2015

Tagged Under:

Ayolah Piyu dan Dani. Keep it up Noah, Nidji, & J Rocks

By: Unknown On: Kamis, Februari 12, 2015
  • Share The Gag

  • Kali ini mau sedikit bahas musik setelah beberapa waktu fokus ke sepak bola. Tak taulah kenapa tiba-tiba saya mau bahas musik, bisa jadi karena greget liat Rafi dan istrinya jadikan Dahsyat jadi program keluarganya. Hampir tak ada acara musik kini yang benar-benar fokus. selalu saja ada gimmic-gimmic tak penting. Acara musik tapi musiknya sendiri jadi anak tiri. Acara musik tapi isinya malah orang memasak, lomba dance Dangdut sampai masalah kehidupan presenternya yang mengambil banyak durasi. Tak usah lagu, video klip musisi sekarang di taruh pas kredit titel muncul. Banyak orang bilang kualitas musik kita menurun, apa iya? ada benarnya kalau Dahsyat dan Inbox jadi rujukan. Jadi sebenarnya bukan kualitas musik kita yang menurun tapi sepertinya kita yang harus mengganti tontonan dan rujukan.

    Memang semenjak MTV sudah tak ada, musisi kita tak punya tempat ideal lagi memperkenalkan karya-karya mereka. Tak pernah kita tau album mereka kapan keluarnya, video klip mereka kita bisa liat dimana. Beruntung bagi penikmat musik yang melek internet bisa melihat lagu-lagu mereka di twiter ataupun di youtube. Itulah kenapa banyak karya-karya yang bagus seperti tenggelam karena televisi tidak mau meng-coverage mereka. yang di cover televisi cuma Wali yang bisa meng-ea...ea..ea.. penonton, ada Cita-citata dan Soimah, Trio d'Terong plus Nassar dan Saipul Jamil, atau memberikan banyak waktu bagi Aliando dan Prilly bernyanyi biarpun lipsing. Mungkin karena itu semua kelihatannya musik kita menurun kualitasnya karena yang disorot itu-itu saja.

    Maka lewat tulisan ini saya memohon dengan sangat untuk Piyu dan Dhani untuk bangun;

    ayolah bangun mas-mas kumpul lagi seperti dulu. jangan karena ke-egoisan kalian teman-teman anda luntang lantung. ayolah mas-mas bikin lagu lagi. saya kangen dengan Kangen-nya Dewa. ayo mas Piyu jangan ditunda lagi bikin lagu sedahsyat "Sesuatu yang Tertunda". saya menaruh harapan besar ke mas-mas karena kalian yang mengantar saya dewasa dengan lagu-lagu jancok kalian. kalian jangan egois, karena kalian Andra harus cari obyekkan bikin Backbone, Once tak tau harus buat apa di Dewa akhirnya memilih resign, ayolah mas Dhani cukup sudah ngurus dede-dede gemesnya di MahaDewi dan Dewi-Dewi. juga mas Piyu ayolah kumpul lagi dengan PADI jangan karena anda Yoyo dan Ari harus frustasi sampai Syabu karena tak ada pemasukan. haruskah saya melihat PADI kw 2 di Musik kimia nya Ustad Fadli dan Rindra untuk melepas kerinduan terhadap lagu-lagumu? ayolah jangan egois. beberapa kali mas Piyu bikin lagu tapi jujur jelek mas karena tak ada campur tangan Rindra, Fadli, Yoyo, sama Ari di situ. ayolah dengan memohon sangat, bangun lalu cuci muka ada yang lagi sakit. saya percaya musik kita bisa lebih berwarna dengan kualitas yang seperti dulu lagi kalau mas-mas sudah campur tangan. ok mas

    Sudah ah untuk mas Dhani dan mas Piyu muda-mudahan cepat bangun. Kalau tak mau bangun juga apa boleh buat yang penting masih ada Raisa #eh. Waktu mas Dhani dan mas Piyu tidur untung ada sekumpulan anak muda yang tak keblinger macam Noah (peterpan), Nidji, dan Jrocks. Kalau menilik catatan musik kita 10-15 tahun kebelakang ketiga band ini harus kita mark dengan pensil 2b.  Ariel dkk muncul sebagai pembaharu musik Indonesia mulai dari musikalitas sampai penampilan mereka. Biarpun agak mirip dengan U2 ataupun the Doors tapi mereka beda. Jadi trendsetter tak bisa dihindari, liat musik kita setelah Peterpan keluar hampir semua band penampilan dan musiknya ke-Peterpan-Peterpan-an. 

    Setelah musik semua seragam ada Nidji yang tak mau ikut arus. Biarpun dikatakan menjiplak habis Brith Pop macam ColdPlay ataupun The Killers tapi mereka beda dan tak sama dengan Peterpan. Setelah masa Nidji sepertinya musik kita memasuki masa kelam karena rombongan Kangen,ST12 dan Radja merajalela, semua musik menjadi melayu. Musik kita kembali ke masa 80an sampai awal 2000an ketika band-band Jiran macam Slam,Spoon, dan Eksis datang menyerbu. 

    Di era ini ada Iman dkk yang sedikit waras dengan membentuk J Rocks. Seperti Nidji yang kontroversial karena meniru Brithpop, JRocks berlaku sama. Yup JRocks muncul dengan genre yang tak biasa, Japanese Rock. Bairpun dianggap mencontek habis-habisan Laruku (Larc-en-ciel) superband asal jepang namun harus diakui Jrocks membuat perbedaan ditengah mendayu nya lagu melayu. So Keep it up guys sambil menunggu Piyu dan Dhani menghabiskan masa hibernasinya.

    0 komentar:

    Posting Komentar