Temukan Saya

Twitter : @daenggun Facebook: Darmawansyah Gunawan E-Mail : darmawangun@gmail.com

Senin, 29 April 2013

Tagged Under:

Mapala dan Kelatahan yang Mengikuti

By: Unknown On: Senin, April 29, 2013
  • Share The Gag


  • Dalam perjalanannya dunia petualangan di Indonesia maju dan berkembang pesat. Ditunjukkan makin banyaknya prestasi anak bangsa dalam dunia kepetualangan saat ini, kalau megukurnya dari sisi kepetualangan itu sendiri bagaimana misalnya dimulai pada era Norman Edwin (Mapala UI) yang tewas di Argentina dalam misinya menaklukkan 7 puncak tertinggi dunia, ada Korps pasukan khusus (kopasus) bersama Wanadri yang melirik juga dan mampu menaklukkan Mount Everest, yang terakhir teman-teman dari mahasiswa Universitas Parahyangan Bandung yang mampu menyelesaikan 7 Puncak teringgi dunia. Perkembangan lain yang sangat nyata adalah maraknya acara-acara di TV nasional yang mengangkat tentang perjalanan dan petualangan, hal ini menunjukkan bahwa dunia kepetualngan atau dunia kepencinta alaman punya tempat tersendiri. Yang sangat nyata tentu tumbuh suburnya kelompok-kelompok yang bergenre kepetualangan mulai dari kampus (Mapala) sampai komunitas di masyarakat (KPA).

    Saya cukup lama berkecimpung dalam dunia kepencinta alaman terutama selama saya di kampus dulu. Mempelajari persolan sejarah, interaksi, dan bagaimana sebuah kegiatan kepetulangan itu disusun dan di rencanakan. Ada yang unik sebenarnya jikalau kita jeli melihat bahwa teman-teman dalam komunitas ini sebenarnya punya anekdot,tingkah laku, dan cara bersosialisasi yang eksklusif yang tanpa di sadari di bentuk sendiri oleh mereka. Namun bukan itu yang saya akan bahas tapi persolan Kesejarahan Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam), karena saya berasal dari Mahasiswa pecinta alam sewaktu kuliah dulu jadi itu yang menurut saya lebih dekat untuk saya ceritakan. Kita tahu semuanya atau ada teman-teman yang belum tahu bahwa kata Mapala pertama kali dicetuskan pada kurun waktu 1964-1965 oleh mahasiswa-mahasiswa Universitas Indonesia Untuk menamakan kelompok mereka yang gemar naik gunung. Pada saat itu memang sudah dikenal istilah pecinta alam namun untuk istilah Mapala baru mahasiswa UI yang menggunakannya yang di ambil dari singkatan Mahasiswa pecinta alam dan ada juga menyebutkan bahwa istilah itu diambil dari nama buah yang disebut Gajah Mada dalam sumpahnya untuk menyatukan nusantara. 

    Jadi kalau mendengar nama Mapala maka kita akan merujuk ke satu titik yaitu Mapala UI bukan yang lain biarpun kita tidak menambahkan Kata UI di belakangnya maka tetap kata Mapala itu akan merujuk ke UI bukan yang lain. Pembelokan makna itu yang terjadi sekarang kata Mapala menjadi jamak dan latah digunakan oleh kalangan kampus dalam menamakan kelompok pecinta alam mereka. Tidak ada yang salah dari situ karena si empunya nama juga tidak keberatan akan persoalan itu namun pengetahuan tentang sejarah penamaan coba saya share supaya kita sama-sama belajar. 

    Untung saja teman-teman UI tidak meng-Hak Patenkan nama itu karena jika iya siapaun organisasi yang akan memakainya harus terlebih dahulu mengurus admistrasi dan membayar royalti atas penggunaanya dalam hal ini di atur dalam UU Hak Kekayaan Inteletual. Jadi penggunaan terminologi Mapala bukan merujuk pada Mahasiswa yang bergelut di dunia pecinta alam tapi Mapala merujuk pada satu Institusi yaitu UI jadi jika menyebut Mapala yang ada dipikiran kita cuma UI bukan yang lain. Salam Lestari....

    1 komentar:

    1. Nice .. tp kyknya kurang greget gitu kak :)

      mantap klo kt bahas jg "mahasiswa" nya kak heheheee

      BalasHapus