Entah sudah berapa program yang
dicipta para kreatif Trans Tv setelah YKS (Yuk Keep Smile) dipaksa lengser
namun tak juga membuat pengiklan antri. Kejayaan
YKS memang fenomenal,Mewabah dan meruah. Dari ketidak sengajaan Cesar
mengekploitasi tubuhnya untuk joget patah-patah di bulan Ramadhan lalu akhirnya
menjadi hits di seluruh Indonesia. Namun sayang karena keteledoran Cesar sendiri
yang akhirnya acara ini harus dibanned
oleh KPI. Cesar harus mengakhiri bulan madu
singkatnya dengan televisi karena ucapan yang katanya menghina Benyamin Sueb,
panutan sekaligus Legenda para seniman Betawi. Pro-kontra mengiringi, ada yang
kecewa sekaligus banyak yang melompat kegirangan saking senangnya program itu
dihapus, karena katanya Cesar dan konco-konconya itu mematikan nalar. Tak taulah,
sampai sekejam itukah acara joget-joget bisa mematikan Nalar sebuah bangsa.
Ok-ok saya mungkin termasuk orang
yang mencibir acara yang membayar Olga 30 juta per episodenya ini, namun jujur
saya menikmati setiap kali Soimah teriak “oplosan” lagu yang sarat pesan moral
itu. Dari sekian banyak ketidak bermutuan acara ini saya mendesak bapak
Chaerul Tanjung memerintahkan anak buahnya untuk membuat YKS lagi. Kenapa?katanya
acaranya ra mutu. Begini-begini, YKS
itu menurut saya adalah anomali terbesar bangsa ini. Liat saja setiap
episodenya studio penuh sampai meluber keluar hanya untuk joget bersama. Anak tak
bisa sekolah, makan pun susah tapi masih bisa berjoget girang. Bangsa mana yang
bisa begitu. Apalagi sekarang hidup terasa makin berat dan lamban. Pemerintahan baru sepertinya masih demam
panggung, yang jadi korban adalah kita-kita ini dan para orang-orang tua yang
memikirkan keberlangsungan hidup keluarganya. Rupiah lemah selemah-lemahnya,
BBM naik, beras dan susu tak terbeli, Listrik dan gas diam-diam merangkak. Jadi
kenapa YKS dan Cesar sangat mendesak karena alasan itu.
Yakin saya ketika ada LSM luar yang mengukur happinest index sebuah bangsa mengumumkan hasil risetnya bahwa Indonesia masuk dalam kategori Negara paling
berbahagia di dunia karena tempat surveynya pasti di Studio YKS. LSM itu pasti geleng-geleng kepala, setelah berkeliling Indonesia dengan segala
macam keruwetannya tapi ada satu tempat di mana masyarakat kelas bawah tampak asik berjoget
tanpa hirau bagai Negara ini baik-baik saja. Tidak ada yang bisa melakukan itu
selain YKS lewat komando Cesar. Negara tak mengakomodasi rakyatnya namun ketika
mereka mencari sendiri pengalihan dari beratnya hidup tapi kenapa Negara membungkam.
Kita ini bangsa yang paling kreatif di dunia. Negara tak bisa memberikan
jaminan hidup, ibu-ibu rela antri bersama tiga anaknya sedari siang hanya untuk
joget sambil berharap Olga mendatangi memberikannya Rp 50.000. Tak ada
lapangan pekerjaan, Ely Sugigi dengan brilian mengumpulkan cabe-cabean untuk
dijadikan penonton bayaran di YKS. Gara-gara acara itu berapa banyak keluarga
yang akhirnya harapannya kembali tumbuh karena bisa mendapat sampingan
pendapatan hanya dari joget yang paling heboh. Tak ada bangsa selain Indonesia yang bisa
begitu. Liat saja Swedia, Negara super makmur ini dilanda huru hara karena
ribuan karyawan Eriksson di PHK. Di Indonesia setiap hari ratusan orang di PHK
tapi kenapa tak berontak karena sekali lagi bangsa ini terlalu kreatif. Ketika di
pecat mereka punya motor akhirnya jadi tukang ojek. Masih ada sisa pesangon,
membuka counter pengisian pulsa di
depan rumah. Orang-orang Swedia tak berpikir sampai kesitu makanya rusuh.
Jadi apakah saya harus membuat petisi untuk
membuat YKS bangkit lagi. Lebay memang tapi harus diakui YKS menjadi Oase bagi
sebagian orang. Luhut Panjaitan kepala staf kementrian (posisi yang
diada-adakan Jokowi) kemarin bilang semuanya akan baik ketika memasuki tahun ke
tiga pemerintahan. Namun untuk mencapai kesana dengan strategi rakyat sebagai
penanggung beban, dengan hormat saya katakan itu Jahannam pak. Keberadaan YKS
dan Cesarnya adalah bentuk protes secara halus dari sebagian rakyat namun ketika
orang-orang yang ada di ruang-ruang kelas entah Mahasiswa, Dosen dan para
Profesor ikut berjoget saya takut nanti jogetnya dengan turun ke jalan. Ngeri kalo
ini terjadi Sir.