Dalam beberapa hari kedepan mudah-mudahan kita tidak
muntah saking enegnya dengan pemberitaan politik yang serasa tanpa ujung ada di
televisi. Bukannya saya anti justru saya senang dengan politik makanya kali ini
saya mau cuap-cuap sedikit tentang itu.
Sejujurnya saya menghindari menulis tentang politik di blog saya, bukan karena
areanya sensitif tapi sudah terlalu banyak artikel maupun tulisan tentang
politik yang judulnya beda tapi isinya sama yang akhirnya jatuh-jatuhnya
menjadi membosankan. Jadi kali ini saya
mau menulis tentang politik yang tampaknya akan..........sama juga dengan yang
lain hehehhe. Tidak-tidak,tulisan ini cuma mau fokus mengomentari para pemimpin
bangsa yang sering muncul di hari dan malam-malam kita (asik) dengan bermodalkan
pengetahuan google dan wikipedia saya, jadi kalau akhirnya tulisan ini sama
saja dengan yang lain,maafkanlaaaaah(dengan cengkok dangdut).
Prabowo Subianto
Saya baru ngeh dengan sosok ini ketika
tiba-tiba ada bayangan burung (Garuda) terbang di atas sawah
dengan diakhiri auman Harimau berseliweran di Tv. Hampir 6-7 tahun yang
lalu hingga sekarang iklan itu muncul sebagai tanda orang ini ingin menjadi Presiden dengan partai barunya, Gerakan Indonesia Raya. menurut saya tahun (Politik) ini semestinya adalah tahunnya Prabowo (sebelum Jokowi dideklarasikan). Seteleh genre "teraniaya" sudah tidak laku dipasaran, dengan cerdas Prabowo membaca kemana arah trend selanjutnya dengan mencitrakan dirinya sebagai pemimpin yang tegas. Yup, tentu saja cara ini berhasil mengingat kita-kita ini sudah sangat muak melihat SBY yang mencla-mencle dan terlihat peragu. Di sinilah Prabowo datang tepat pada waktunya sebagai antithesa, botol ketemu tutupnya, klop. Seperti yang saya katakan diawal, tahun ini adalah tahunnya Prabowo, dari semua bakal capres yang digadang-gadang media, tidak ada yang megalahkan tingkat keterpilihannya. head to head dengan siapa pun Prabowo selalu di atas tapi sekali lagi itu sebelum Jokowi datang. saya membayangkan reaksi pak Prabowo yang harus mengompres kepalanya dengan kanebo ketika melihat deklarasi jokowi sebagai Presiden dan dalam hati berbisik "Joko...Joko kok kamu maju sih".
Susilo Bambang Yudhoyono
kayaknya basi membicarakan orang ini, sudah tidak ada yang special lagi dari dirinya dibanding 10 tahun lalu ketika pertama kali dia muncul dengan partai baru bentukannya sendiri. layaknya pop star dia adalah Justin Bieber ketika itu. tentara yang bersahaja, cerdas dan yang paling penting "yang teraniaya" adalah handicapnya. namun sekarang?, dalam hati pak Beye mungkin berkata,meminjam lirik lagu Samson "sejenak hatiku luluh lantak", bagaimana tidak setelah kemenangan impresifnya di 2009 pak Beye gagal menghentikan euforia bawahan dan konco-konconya untuk berhenti berpesta, hasilnya Anas, Angie, Nasaruddin, Mallarangeng, dan the one n only Bhatoegana masih mabuk sampai sekarang. But it's ok, menurut saya orang ini patut kita apresiasi, kita akui apa tidak dia yang membuat kestabilan di negri ini dalam 10 tahun terakhir, satu-satunya presiden di zaman transisi yang menyelesaikan tuntas priode pemerintahannya tanpa gejolak yang berarti. Peningkatan ekonomi indonesia dalam bidang makro yang luar biasa, masuknya Indonesia ke anggota G-20 (20 negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia), kembalinya indonesia sebagai pemimpin di Asean, dan yang paling penting Indonesia hari ini memiliki cadangan devisa terbesar sepanjang sejarah republik ini berdiri,dan masih banyak lagi "prestasi" dia yang patut kita apresiasi. Pasti ada yang bertanya kok cuma yang bagus-bagus saja yang ditampilkan? karena jelek-jeleknya Beye sudah sering kita makan dari tv nya Ichal & Paloh.
JOKO
WIDODO
Entah
siapa yang memulai orang ini dipanggil dengan nama Jokowi, saya masih ingat
ketika namanya pertama kali muncul dipemberitaan dia dipanggil dengan Joko saja.
Mungkin efek ketenaran jadi harus membuat nama yang Genic maka muncullah Jokowi, seperti Agnes Monica diubah menjadi Agnes
Mo ketika sukses Go internesyienel.
Cukup membahas yang tidak penting “what
‘s in a name” apa lah arti sebuah nama, sekarang kita mencoba serius. Bapak yang satu ini kita pungkiri apa tidak adalah pendobrak kelaziman
kepemimpinan nasional, dengan stereotype
pemimpin adalah penguasa,pemimpin cuma dibelakang meja, pemimpin memerintah
dengan” telunjuk saktinya” Jokowi malah sebaliknya. Bermula ketika para PKL
yang bejibun dan berpencar dipenjuru kota Solo direlokasi tanpa pentungan Polisi
Pamong Praja menjadi antithesis pemberitaan yang marak waktu itu bagaimana Pol
PP terasosiasi dengan penertiban PKL. Jokowi juga datang dengan cerita seringnya
dia di luar daripada di dalam kantor yang menghasilkan tambahan pembendaharaan
kosakata baru bahasa Indonesia dengan blusukan-nya
yang menjadi trend. Gara-gara ini setiap kepala daerah sampai presiden berjalan
menemui rakyatnya tidak ada kata lain selain
blusukan untuk melabelinya, kata yang orde baru lalu dikenal dengan Turba (turun ke bawah. Belum lagi cerita-cerita bahwa dia tidak
pernah mengambil gajinya selama dia menjabat, serta sederet cerita lainnya yang
membuat pesimisme kita berubah menjadi optimisme bahwa Indonesia masih punya
harapan. Sejatinya tahun ini adalah akhir dari periode kedua kepemimpinannya di
Surakarta namun karena gegap gempitanya tentang Jokowi membuat partai yang
menaunginya PDI Perjuangan memboyongnya ke Ibu kota untuk suksesi yang lebih tinggi menjadi
Gubernur DKI Jakarta. Dan tampaknya suksesinya di Jakarta akan senasib seperti
di Solo jika ia terpilih menjadi Presiden RI di pemilu tahun ini yang mungkin
membuatnya menjadi satu-satu nya orang di dunia ini yang memiliki “jenjang karir”
se-spektakuler itu.
JUSUF
KALLA
Tidak
ada yang tahu apa yang ada dipikiran pak kalla ketika menerima pinangan Jokowi
untuk menjadikannya calon wakil presiden. Saya termasuk orang yang tidak setuju
pak kalla maju (lagi) di suksesi kepemimpinan nasional. Setelah di 2004-2009
menjadi wapres, 2009 gagal menjadi presiden, dan kini kembali menjadi calon
wakil presiden. Ternyata tidak ada kata cukup dibenak pak Kalla. Sebagai sesama
orang Sulawesi tentu senang ada orang yang mewakili ditingkat tertinggi
direpublik ini namun untuk memilihnya karena kesamaan itu menurut saya adalah
logika bebal nan sesat. Biarpun motivasi yang dilontarkannya adalah
untuk mengabdi kepada Negara, hal itu terasa hanya sebuah Lips
service saja atas apa yang dia lakukan selama ini,kenapa harus jadi
cawapres lagi??. Saya membayangkan JK cukup dirumah saja bercengkrama dengan
cucu-cucunya sambil mengurusi PMI dan Dewan Mesjidnya, saya kira terlihat lebih
elegan tanpa harus masuk dalam arus kekuasaan lagi dan mengakhiri menjadi gang 4 L (Loe lagi Loe lagi).pffttt
WIRANTO
Ini
dia salah satu pentolan gang 4 L (loe lagi loe lagi) yang terus maksa menjadi
presiden sejak 2004. Untungnya di 2014 ini di detik akhir dia tersadar dan akhirnya memilih hanya menjadi
penggembira saja (kalau bukan karena perolehan suara partainya yang seret). Jendral tentara yang satu ini sebenarnya punya peluang
menjadi presiden pada tahun 1998 jika ia mau, namun entah apa yang
dipikirkannya waktu itu, kesempatan “mengkudeta” pak Harto sangat besar
mengingat posisnya sebagai Menhankam/Pangab memberikannya banyak kesempatan
karena memiliki otoritas atas semua kekuatan militer. Kalau (kudeta) itu
berhasil Wiranto tidak perlu lagi capek-capek ikut konvensi presiden Partai
Golkar di 2004 yang dimenangkannya. Menjadi calon wakil Presiden JK di 2009 dan
puncaknya yang paling menggelikan bersama Hari Tanoe menyamar menjadi
kuli,tukang becak sampai pedagang asongan demi memuluskan hasratnya menjadi
Presiden Indonesia.Aya aya wae atu pak.
Abu
Rizal Bakrie
ARB
mungkin menjadi pesakitan pada tahun politik ini, bagaimana tidak dari Calon Presiden,calon
wakil Presiden sampai akhirnya tidak mendapatkan apa-apa. Kalau boleh
mengatakan dia
adalah orang
paling Galau di republik ini melebihi
nelangsanya Jupe (Julia Peres) ditinggal Gaston. Ketua dari partai besar dan
sarat pengalaman, pemenang kedua pemilu, salah satu taipan bisnis negri ini hanya
berakhir menjadi dayang-dayang di altar Prabowo. Jadi jangan heran jika ARB akhir-akhir ini sering mengeluh kurang
enak badan karena flu gegara showeran
tiap malam
#eh.
Orang-orang
bilang dia punya dosa yang tak termaafkan,luapan lumpur merendam 4 desa di
Sidoarjo akibat kesalahan pengeboran salah satu perusahaannya, PT Lapindo
Berantas yang menjadi penyebabnya. Kalau saya sih merasa tanpa ada peristiwa
itu pun Ichal belum pantas menjadi presiden eh salah bukannya belum tapi tidak
pantas. Alasannya kenapa? Ya tidak pantas saja, tidak ada alasan kuat selain
itu heheheh. Membayangkan tidak ada
peristiwa itu apakah semua orang lantas mengelu-elukan dia untuk menjadi
Presiden,ya tidak juga kan. Maka untunglah ada lumpur Lapindo supaya kita punya
alasan untuk terus menolaknya. Masih soal lumpur, faktanya adalah kejadian
tersebut telah ditetapkan oleh DPR sebagai Bencana alam yang artinya bahwa
Negara yang akan membayar ganti rugi kepada korban yang terkena dampak Lumpur.
Mantap dah tuh…Bakri…Bakri.
Hary
Tanoe
Nih orang saya tidak tau dari mana tiba-tiba nyempil aja di dunia politik Indonesia. Cuman gara-gara punya 3 televisi hari ini besoknya bicara tentang indonesia yang maju dan sejahtera. Ok tidak ada yang salah memang tapi siapa elu???. mungkin dia berpikir dengan uang segepok dan sebongkah berlian bisa membeli semuanya. atau menangkap trend etnis Tionghoa yang lagi naik daun, kwik kian Gie, terus ada Marie elka Pangestu sampai yang paling hits Basuki 'Ahok' Cahaya Purnama menjadi salah satu motivnya mungkin. Atau bisa juga dia melihat Ichal & Paloh yang menggunakan Tv nya untuk mencitrakan diri besoknya dia beli Tv juga. Semua kemungkinan diatas bisa menjadi alasan yang kuat namun kalau melihat kecendrungan HT yang ingin hasil yang Instan justru menjadi blunder buat dirinya sendiri. masuk ke Nasdem tanpa rekam jejak dan pengetahuan politik mumpuni malah membuat partai yang baru seumur jagung itu sempat terpecah. Gagal di Nasdem dengan cepat dia melompat dan masuk ke Hanura. Bagai mendapatkan durian runtuh Wiranto dengan senang hati dan tak tanggung-tanggung mejadikannya Ketua Dewan Pembina sama seperti di Nasdem dulu. Dasar niat dari awal cuma kekuasaan, Hanura yang digadang akan menempati 5 besar Pileg malah memble dan hanya menjadi juru kunci di parlemen nanti. Imbasnya adalah membuat Hanura juga terpecah dan hasilnya dia dipecat!!. Namun dari keseluruhan itu HT ini punya prestasi besar yang dapat kita ingat bahwa dia adalah satu-satunya orang yang bisa memaksa seorang jendral menjadi Tukang becak, pedagang asongan sampai kuli panggul. Fabulous...Fabulous (Jarjit way di Upin Ipin).
pemilihan presiden tahun ini mungkin yang paling seru dari pemilihan presdien sebelumnya dalam sistem pemilihan langsung. Dari banyaknya Calon kini hanya mengerucut menjadi dua pasang saja. Ditambah lagi dengan trend social media yang ikut berperan menjadikan Pilpres kali ini menjadi lebih menarik. Prabowo & Jokowi adalah yang terbaik dari yang baik tapi jika disuruh memilih mungkin akan memilih Jokowi. Kenapa mungkin karena selama ini saya hanya percaya dengan sosok pak Anies Baswedan, yang saya dukung ketika konvensi partai Demokrat lalu dengan bergabung menjadi relawannya dalam gerakan Turun Tangan (tidak ada yang tanya woy!!!) tapi apa daya konvensi abal-abal itu gagal membawanya dalam pusaran suksesi Presiden. Show must go on, kini cuma pilih Prabowo atau jokowi. sebelum memilih saya ingin membuat analisa cetek saya sendiri tentang pemimpin.
Saya selalu percaya bahwa peimpin itu ada sesuai dengan kebutuhan era atau masanya. Musa datang dengan tongkatnya yang mampu berubah menjadi ular dan membelah lautan karena pada zaman mesir kuno hal-hal yang berbau sihir & gaib sangat diagungkan, dengan cara itulah Musa membebaskan bangsa yahudi menuju tanah yang dijanjikan. Isa/ Yesus kristus datang dengan kemampuan menyembuhkan dan menghidupkan orang mati, mampu menarik simpati karena Yesus tumbuh ketika dunia medis dan tekhnik penyembuhan penyakit lagi hits-hits nya ketika sihir sudah tak laku lagi. Muhammad datang membebaskan tanah Arab dari kesesatan luar biasa hanya dengan lantunan magis ayat Al Qur'an karena nabi berada pada zaman ketika bangsa arab tumbuh dengan tradisi lisan & Sastra yang kuat, maka tidak heran Al Qur'an dinobatkan sebagai karya Sastra paling agung oleh bangsa arab.
Dalam konteks Indonesia kita pernah punya pemimpin kharismatik dalam diri Soekarno. Hanya bermodalkan pidato yang lantang,rakyatnya bisa lupa bahwa masih makan nasi tiwul lagi setelah mereka pulang kerumah. Pak karno sadar bahwa ia belum mampu mensejahtrakan maka rakyat perlu pengalihan dengan punya kebanggaan atas bangsanya melalui pemimpinnya yang tidak gentar dengan siapa pun. Dari pola analisa saya diatas (ckckckc kaya orang pintar saja saya ini) maka sangat mudah memilih siapa dari keduanya, Prabowo pernah bilang dia adalah anak Ideologis bung karno, dari sini saja saya bisa bilang enough is enough, tidak ada yang salah dari itu namun apakah kita dan bangsa ini masih butuh cara-cara Sukarno?? dengan tegas saya akan bilang tidak karena zaman sudah jauh berubah. bangsa ini memang butuh kebanggaan diri tapi itu tidak cukup jika mereka tak pernah disentuh dan didengar.
kalau masih sering teriak perubahan maka Jokowi lah pilihannya karena jokowi adalah perubahan itu sendiri. Jokowi adalah pemimpin yang pernah cuma ada di awang-awang kini menjadi sosok yang nyata. Dulu kita sering merindukan pemimpin yang merakyat kini ada di Jokowi, kita merindukan pemimpin yang melihat dan mendengarkan kita, kini ada di jokowi, kita merindukan pemimpin yang potongan dan gayanya santun nan sederhana kini ada di Jokowi.
saya ingin memiliki Presiden yang kapan saja bisa berbicara dengan dirinya tanpa jarak dan kekakuan, Presiden yang membebaskan kita mencubit pipi dan memeluknya kapan saja, saya juga ingin Presiden yang tertawa dan sedih bersama rakyatnya. Yang jelas Jokowi datang dengan kebaruan dan optimisme bahwa negri ini masih punya harapan.
Sebagai penutup kembali saya menegaskan pemimpin lahir sesuai dengan kebutuhan zaman. Prabowo datang untuk melayani namun jokowi datang untuk menggerakkan. memang Indonesia tidak akan kemana-mana, memang tidak akan ada perubahan besar dengan saya dan kita Jika Jokowi yang menang, namun orang ini membawa harapan biarpun itu secuil. Sekali lagi dan sekali lagi bangsa ini sudah lama terdiam dan berpangku tangan untuk hanya sekedar mengoceh dan meneriakkan kata kasar, keluh dan kesah tanpa tindakan di silih bergantinya pemimpin kita. Maka yang dibutuhkan Indonesia sekarang adalah pemimpin yang mampu menggerakkan bahwa masalah ini bukan masalah "saya" namun "kita" dan itu ada di Jokowi. Masalah bangsa ini tidak bisa diselesaikan oleh satu orang saja sekalipun itu Superman namun masalah bangsa ini harus diselesaikan oleh kita semua lewat pemimpin yang mampu menggerakkan, yang mau Turun tangan tidak hanya urun angan. mari bergerak karena Jokowi adalah kita.
Dengan ucapan Bismillahi Rahmani Rahim saya akhirnya memilih Jokowi
pemilihan presiden tahun ini mungkin yang paling seru dari pemilihan presdien sebelumnya dalam sistem pemilihan langsung. Dari banyaknya Calon kini hanya mengerucut menjadi dua pasang saja. Ditambah lagi dengan trend social media yang ikut berperan menjadikan Pilpres kali ini menjadi lebih menarik. Prabowo & Jokowi adalah yang terbaik dari yang baik tapi jika disuruh memilih mungkin akan memilih Jokowi. Kenapa mungkin karena selama ini saya hanya percaya dengan sosok pak Anies Baswedan, yang saya dukung ketika konvensi partai Demokrat lalu dengan bergabung menjadi relawannya dalam gerakan Turun Tangan (tidak ada yang tanya woy!!!) tapi apa daya konvensi abal-abal itu gagal membawanya dalam pusaran suksesi Presiden. Show must go on, kini cuma pilih Prabowo atau jokowi. sebelum memilih saya ingin membuat analisa cetek saya sendiri tentang pemimpin.
Saya selalu percaya bahwa peimpin itu ada sesuai dengan kebutuhan era atau masanya. Musa datang dengan tongkatnya yang mampu berubah menjadi ular dan membelah lautan karena pada zaman mesir kuno hal-hal yang berbau sihir & gaib sangat diagungkan, dengan cara itulah Musa membebaskan bangsa yahudi menuju tanah yang dijanjikan. Isa/ Yesus kristus datang dengan kemampuan menyembuhkan dan menghidupkan orang mati, mampu menarik simpati karena Yesus tumbuh ketika dunia medis dan tekhnik penyembuhan penyakit lagi hits-hits nya ketika sihir sudah tak laku lagi. Muhammad datang membebaskan tanah Arab dari kesesatan luar biasa hanya dengan lantunan magis ayat Al Qur'an karena nabi berada pada zaman ketika bangsa arab tumbuh dengan tradisi lisan & Sastra yang kuat, maka tidak heran Al Qur'an dinobatkan sebagai karya Sastra paling agung oleh bangsa arab.
Dalam konteks Indonesia kita pernah punya pemimpin kharismatik dalam diri Soekarno. Hanya bermodalkan pidato yang lantang,rakyatnya bisa lupa bahwa masih makan nasi tiwul lagi setelah mereka pulang kerumah. Pak karno sadar bahwa ia belum mampu mensejahtrakan maka rakyat perlu pengalihan dengan punya kebanggaan atas bangsanya melalui pemimpinnya yang tidak gentar dengan siapa pun. Dari pola analisa saya diatas (ckckckc kaya orang pintar saja saya ini) maka sangat mudah memilih siapa dari keduanya, Prabowo pernah bilang dia adalah anak Ideologis bung karno, dari sini saja saya bisa bilang enough is enough, tidak ada yang salah dari itu namun apakah kita dan bangsa ini masih butuh cara-cara Sukarno?? dengan tegas saya akan bilang tidak karena zaman sudah jauh berubah. bangsa ini memang butuh kebanggaan diri tapi itu tidak cukup jika mereka tak pernah disentuh dan didengar.
kalau masih sering teriak perubahan maka Jokowi lah pilihannya karena jokowi adalah perubahan itu sendiri. Jokowi adalah pemimpin yang pernah cuma ada di awang-awang kini menjadi sosok yang nyata. Dulu kita sering merindukan pemimpin yang merakyat kini ada di Jokowi, kita merindukan pemimpin yang melihat dan mendengarkan kita, kini ada di jokowi, kita merindukan pemimpin yang potongan dan gayanya santun nan sederhana kini ada di Jokowi.
saya ingin memiliki Presiden yang kapan saja bisa berbicara dengan dirinya tanpa jarak dan kekakuan, Presiden yang membebaskan kita mencubit pipi dan memeluknya kapan saja, saya juga ingin Presiden yang tertawa dan sedih bersama rakyatnya. Yang jelas Jokowi datang dengan kebaruan dan optimisme bahwa negri ini masih punya harapan.
Sebagai penutup kembali saya menegaskan pemimpin lahir sesuai dengan kebutuhan zaman. Prabowo datang untuk melayani namun jokowi datang untuk menggerakkan. memang Indonesia tidak akan kemana-mana, memang tidak akan ada perubahan besar dengan saya dan kita Jika Jokowi yang menang, namun orang ini membawa harapan biarpun itu secuil. Sekali lagi dan sekali lagi bangsa ini sudah lama terdiam dan berpangku tangan untuk hanya sekedar mengoceh dan meneriakkan kata kasar, keluh dan kesah tanpa tindakan di silih bergantinya pemimpin kita. Maka yang dibutuhkan Indonesia sekarang adalah pemimpin yang mampu menggerakkan bahwa masalah ini bukan masalah "saya" namun "kita" dan itu ada di Jokowi. Masalah bangsa ini tidak bisa diselesaikan oleh satu orang saja sekalipun itu Superman namun masalah bangsa ini harus diselesaikan oleh kita semua lewat pemimpin yang mampu menggerakkan, yang mau Turun tangan tidak hanya urun angan. mari bergerak karena Jokowi adalah kita.
Dengan ucapan Bismillahi Rahmani Rahim saya akhirnya memilih Jokowi
SALAM DUA JARI