Temukan Saya

Twitter : @daenggun Facebook: Darmawansyah Gunawan E-Mail : darmawangun@gmail.com

Jumat, 04 Juli 2014

Mem-Biebernya SBY ,Koplaknya Hari Tanoe dan Akhirnya Salam Dua jari

By: Unknown On: Jumat, Juli 04, 2014
  • Share The Gag

  • Dalam beberapa hari kedepan mudah-mudahan kita tidak muntah saking enegnya dengan pemberitaan politik yang serasa tanpa ujung ada di televisi. Bukannya saya anti justru saya senang dengan politik makanya kali ini saya mau cuap-cuap sedikit tentang  itu. Sejujurnya saya menghindari menulis tentang politik di blog saya, bukan karena areanya sensitif tapi sudah terlalu banyak artikel maupun tulisan tentang politik yang judulnya beda tapi isinya sama yang akhirnya jatuh-jatuhnya menjadi  membosankan. Jadi kali ini saya mau menulis tentang politik yang tampaknya akan..........sama juga dengan yang lain hehehhe. Tidak-tidak,tulisan ini cuma mau fokus mengomentari para pemimpin bangsa yang sering muncul di hari dan malam-malam kita (asik) dengan bermodalkan pengetahuan google dan wikipedia saya, jadi kalau akhirnya tulisan ini sama saja dengan yang lain,maafkanlaaaaah(dengan cengkok dangdut).

    Prabowo Subianto

    Saya baru ngeh dengan sosok ini ketika tiba-tiba ada bayangan burung (Garuda) terbang di atas sawah  dengan diakhiri auman Harimau berseliweran di Tv. Hampir 6-7 tahun yang lalu hingga sekarang iklan itu muncul sebagai tanda orang ini ingin menjadi Presiden dengan partai barunya, Gerakan Indonesia Raya. menurut saya tahun (Politik) ini semestinya adalah tahunnya Prabowo (sebelum Jokowi dideklarasikan). Seteleh genre "teraniaya" sudah tidak laku dipasaran, dengan cerdas Prabowo membaca kemana arah trend selanjutnya dengan mencitrakan dirinya sebagai pemimpin yang tegas. Yup, tentu saja cara ini berhasil mengingat kita-kita ini sudah sangat muak melihat SBY yang mencla-mencle dan terlihat peragu. Di sinilah Prabowo datang  tepat pada waktunya sebagai antithesa, botol ketemu tutupnya, klop. Seperti yang saya katakan diawal, tahun ini adalah tahunnya Prabowo, dari semua bakal capres yang digadang-gadang media, tidak ada yang megalahkan tingkat keterpilihannya. head to head dengan siapa pun Prabowo selalu di atas tapi sekali lagi itu sebelum Jokowi datang. saya membayangkan reaksi pak Prabowo yang harus mengompres kepalanya dengan kanebo ketika melihat deklarasi jokowi sebagai Presiden dan dalam hati berbisik "Joko...Joko kok kamu maju sih".


    Susilo Bambang Yudhoyono


    kayaknya basi membicarakan orang ini, sudah tidak ada yang special lagi dari dirinya dibanding 10 tahun lalu ketika pertama kali dia muncul dengan partai baru bentukannya sendiri. layaknya pop star dia adalah Justin Bieber ketika itu. tentara yang bersahaja, cerdas dan yang paling penting "yang teraniaya" adalah handicapnya. namun sekarang?, dalam hati pak Beye mungkin berkata,meminjam lirik lagu Samson "sejenak hatiku luluh lantak", bagaimana tidak setelah kemenangan impresifnya di 2009 pak Beye gagal menghentikan euforia bawahan dan konco-konconya untuk berhenti berpesta, hasilnya Anas, Angie, Nasaruddin, Mallarangeng, dan the one n only Bhatoegana masih mabuk sampai sekarang. But it's ok, menurut saya orang ini patut kita apresiasi, kita akui apa tidak dia yang membuat kestabilan di negri ini dalam 10 tahun terakhir, satu-satunya presiden di zaman transisi yang menyelesaikan tuntas priode pemerintahannya tanpa gejolak yang berarti. Peningkatan ekonomi indonesia dalam bidang  makro yang luar biasa, masuknya Indonesia ke anggota G-20 (20 negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia), kembalinya indonesia sebagai pemimpin di Asean, dan yang paling penting Indonesia hari ini memiliki cadangan devisa terbesar sepanjang sejarah republik ini berdiri,dan masih banyak lagi "prestasi"  dia yang patut kita apresiasi. Pasti ada yang bertanya kok cuma yang bagus-bagus saja yang ditampilkan? karena jelek-jeleknya Beye sudah sering kita makan dari tv nya Ichal & Paloh. 



    JOKO WIDODO

    Entah siapa yang memulai orang ini dipanggil dengan nama Jokowi, saya masih ingat ketika namanya pertama kali muncul dipemberitaan dia dipanggil dengan Joko saja. Mungkin efek ketenaran jadi harus membuat nama yang Genic maka muncullah Jokowi, seperti Agnes Monica diubah menjadi Agnes Mo ketika sukses Go internesyienel. Cukup membahas yang tidak penting “what ‘s in a name” apa lah arti sebuah nama, sekarang kita mencoba serius. Bapak yang satu ini kita pungkiri apa tidak adalah pendobrak kelaziman kepemimpinan nasional, dengan stereotype pemimpin adalah penguasa,pemimpin cuma dibelakang meja, pemimpin memerintah dengan” telunjuk saktinya” Jokowi malah sebaliknya. Bermula ketika para PKL yang bejibun dan berpencar dipenjuru kota Solo direlokasi tanpa pentungan Polisi Pamong Praja menjadi antithesis pemberitaan yang marak waktu itu bagaimana Pol PP terasosiasi dengan penertiban PKL. Jokowi juga datang dengan cerita seringnya dia di luar daripada di dalam kantor yang menghasilkan tambahan pembendaharaan kosakata baru bahasa Indonesia dengan blusukan-nya yang menjadi trend. Gara-gara ini setiap kepala daerah sampai presiden berjalan menemui rakyatnya tidak ada kata lain selain blusukan untuk melabelinya, kata yang orde baru lalu dikenal dengan Turba (turun ke bawah. Belum lagi cerita-cerita bahwa dia tidak pernah mengambil gajinya selama dia menjabat, serta sederet cerita lainnya yang membuat pesimisme kita berubah menjadi optimisme bahwa Indonesia masih punya harapan. Sejatinya tahun ini adalah akhir dari periode kedua kepemimpinannya di Surakarta namun karena gegap gempitanya tentang Jokowi membuat partai yang menaunginya PDI Perjuangan memboyongnya ke Ibu kota  untuk suksesi yang lebih tinggi menjadi Gubernur DKI Jakarta. Dan tampaknya suksesinya di Jakarta akan senasib seperti di Solo jika ia terpilih menjadi Presiden RI di pemilu tahun ini yang mungkin membuatnya menjadi satu-satu nya orang di dunia ini yang memiliki “jenjang karir” se-spektakuler itu.

    JUSUF KALLA

    Tidak ada yang tahu apa yang ada dipikiran pak kalla ketika menerima pinangan Jokowi untuk menjadikannya calon wakil presiden. Saya termasuk orang yang tidak setuju pak kalla maju (lagi) di suksesi kepemimpinan nasional. Setelah di 2004-2009 menjadi wapres, 2009 gagal menjadi presiden, dan kini kembali menjadi calon wakil presiden. Ternyata tidak ada kata cukup dibenak pak Kalla. Sebagai sesama orang Sulawesi tentu senang ada orang yang mewakili ditingkat tertinggi direpublik ini namun untuk memilihnya karena kesamaan itu menurut saya adalah logika bebal nan sesat.  Biarpun motivasi yang dilontarkannya adalah untuk mengabdi kepada Negara, hal itu terasa hanya sebuah Lips service saja atas apa yang dia lakukan selama ini,kenapa harus jadi cawapres lagi??. Saya membayangkan JK cukup dirumah saja bercengkrama dengan cucu-cucunya sambil mengurusi PMI dan Dewan Mesjidnya, saya kira terlihat lebih elegan tanpa harus masuk dalam arus kekuasaan lagi dan mengakhiri  menjadi gang 4 L (Loe lagi Loe lagi).pffttt

    WIRANTO

    Ini dia salah satu pentolan gang 4 L (loe lagi loe lagi) yang terus maksa menjadi presiden sejak 2004. Untungnya di 2014 ini di detik akhir dia tersadar  dan akhirnya memilih hanya menjadi penggembira saja (kalau bukan karena perolehan suara partainya yang seret). Jendral tentara yang satu ini sebenarnya punya peluang menjadi presiden pada tahun 1998 jika ia mau, namun entah apa yang dipikirkannya waktu itu, kesempatan “mengkudeta” pak Harto sangat besar mengingat posisnya sebagai Menhankam/Pangab memberikannya banyak kesempatan karena memiliki otoritas atas semua kekuatan militer. Kalau (kudeta) itu berhasil Wiranto tidak perlu lagi capek-capek ikut konvensi presiden Partai Golkar di 2004 yang dimenangkannya. Menjadi calon wakil Presiden JK di 2009 dan puncaknya yang paling menggelikan bersama Hari Tanoe menyamar menjadi kuli,tukang becak sampai pedagang asongan demi memuluskan hasratnya menjadi Presiden Indonesia.Aya aya wae atu pak.

    Abu Rizal Bakrie

    ARB mungkin menjadi pesakitan pada tahun politik ini, bagaimana tidak dari Calon Presiden,calon wakil Presiden sampai akhirnya tidak mendapatkan apa-apa. Kalau boleh mengatakan dia adalah orang paling Galau di republik ini melebihi nelangsanya Jupe (Julia Peres) ditinggal Gaston. Ketua dari partai besar dan sarat pengalaman, pemenang kedua pemilu, salah satu taipan bisnis negri ini hanya berakhir menjadi dayang-dayang di altar Prabowo. Jadi jangan heran jika ARB akhir-akhir ini sering mengeluh kurang enak badan karena flu gegara showeran tiap malam #eh.
    Orang-orang bilang dia punya dosa yang tak termaafkan,luapan lumpur merendam 4 desa di Sidoarjo akibat kesalahan pengeboran salah satu perusahaannya, PT Lapindo Berantas yang menjadi penyebabnya. Kalau saya sih merasa tanpa ada peristiwa itu pun Ichal belum pantas menjadi presiden eh salah bukannya belum tapi tidak pantas. Alasannya kenapa? Ya tidak pantas saja, tidak ada alasan kuat selain itu heheheh.  Membayangkan tidak ada peristiwa itu apakah semua orang lantas mengelu-elukan dia untuk menjadi Presiden,ya tidak juga kan. Maka untunglah ada lumpur Lapindo supaya kita punya alasan untuk terus menolaknya. Masih soal lumpur, faktanya adalah kejadian tersebut telah ditetapkan oleh DPR sebagai Bencana alam yang artinya bahwa Negara yang akan membayar ganti rugi kepada korban yang terkena dampak Lumpur. Mantap dah tuh…Bakri…Bakri.

    Hary Tanoe

    Nih orang saya tidak tau dari mana tiba-tiba nyempil aja di dunia politik Indonesia. Cuman gara-gara punya 3 televisi hari ini besoknya bicara tentang indonesia yang maju dan sejahtera. Ok tidak ada yang salah memang tapi siapa elu???. mungkin dia berpikir dengan uang segepok dan sebongkah berlian bisa membeli semuanya. atau menangkap trend etnis Tionghoa yang lagi naik daun, kwik kian Gie, terus ada Marie elka Pangestu sampai yang paling hits Basuki 'Ahok' Cahaya Purnama menjadi salah satu motivnya mungkin. Atau bisa juga dia melihat Ichal & Paloh yang menggunakan Tv nya untuk mencitrakan diri besoknya dia beli Tv juga. Semua kemungkinan diatas bisa menjadi alasan yang kuat namun kalau melihat kecendrungan HT yang ingin hasil yang Instan justru menjadi blunder buat dirinya sendiri. masuk ke Nasdem tanpa rekam jejak dan pengetahuan politik mumpuni malah membuat partai yang baru seumur jagung itu sempat terpecah. Gagal di Nasdem dengan cepat dia melompat dan masuk ke Hanura. Bagai mendapatkan durian runtuh Wiranto dengan senang hati dan tak tanggung-tanggung mejadikannya Ketua Dewan Pembina sama seperti di Nasdem dulu. Dasar niat dari awal cuma kekuasaan, Hanura yang digadang akan menempati 5 besar Pileg malah memble dan hanya menjadi juru kunci di parlemen nanti. Imbasnya adalah membuat Hanura juga terpecah dan hasilnya dia dipecat!!. Namun dari keseluruhan itu HT ini punya prestasi besar yang dapat kita ingat  bahwa dia adalah satu-satunya orang yang bisa memaksa seorang jendral menjadi Tukang becak, pedagang asongan sampai kuli panggul. Fabulous...Fabulous (Jarjit way di Upin Ipin).

    pemilihan presiden tahun ini mungkin yang paling seru dari pemilihan presdien sebelumnya dalam sistem pemilihan langsung. Dari banyaknya Calon kini hanya mengerucut menjadi dua pasang saja. Ditambah lagi dengan trend social media yang ikut berperan menjadikan Pilpres kali ini menjadi lebih menarik. Prabowo & Jokowi adalah yang terbaik dari yang baik tapi jika disuruh memilih mungkin akan memilih Jokowi. Kenapa mungkin karena selama ini saya hanya percaya dengan sosok pak Anies Baswedan, yang saya dukung ketika konvensi partai Demokrat lalu dengan bergabung menjadi relawannya dalam gerakan Turun Tangan (tidak ada yang tanya woy!!!) tapi apa daya konvensi abal-abal itu gagal membawanya dalam pusaran suksesi Presiden. Show must go on, kini cuma pilih Prabowo atau jokowi. sebelum memilih saya ingin membuat analisa cetek saya sendiri tentang pemimpin. 

    Saya selalu percaya bahwa peimpin itu ada sesuai dengan kebutuhan era atau masanya. Musa datang dengan tongkatnya yang mampu berubah menjadi ular dan membelah lautan karena pada zaman mesir kuno hal-hal yang berbau sihir & gaib sangat diagungkan, dengan cara itulah Musa membebaskan bangsa yahudi menuju tanah yang dijanjikan. Isa/ Yesus kristus datang dengan kemampuan menyembuhkan dan menghidupkan orang mati, mampu menarik simpati karena Yesus tumbuh ketika dunia medis dan tekhnik penyembuhan penyakit lagi hits-hits nya ketika sihir sudah tak laku lagi. Muhammad datang membebaskan tanah Arab dari kesesatan luar biasa hanya dengan lantunan magis ayat Al Qur'an karena nabi berada pada zaman ketika bangsa arab tumbuh dengan tradisi lisan & Sastra yang kuat, maka tidak heran Al Qur'an dinobatkan sebagai karya Sastra paling agung oleh bangsa arab. 

    Dalam konteks Indonesia kita pernah punya pemimpin kharismatik dalam diri Soekarno. Hanya bermodalkan pidato yang lantang,rakyatnya bisa lupa bahwa masih makan nasi tiwul lagi setelah mereka pulang kerumah. Pak karno sadar bahwa ia belum mampu mensejahtrakan maka rakyat perlu pengalihan dengan punya kebanggaan atas bangsanya melalui pemimpinnya yang tidak gentar dengan siapa pun. Dari pola analisa saya diatas (ckckckc kaya orang pintar saja saya ini) maka sangat mudah memilih siapa dari keduanya, Prabowo pernah bilang dia adalah anak Ideologis bung karno, dari sini saja saya bisa bilang enough is enough, tidak ada yang salah dari itu namun apakah kita dan bangsa ini  masih butuh cara-cara Sukarno?? dengan tegas saya akan bilang tidak karena zaman sudah jauh berubah. bangsa ini memang butuh kebanggaan diri tapi itu tidak cukup jika mereka tak pernah disentuh dan didengar.

    kalau masih sering teriak perubahan maka Jokowi lah pilihannya karena jokowi adalah perubahan itu sendiri. Jokowi adalah pemimpin yang pernah cuma ada di awang-awang kini menjadi sosok yang nyata. Dulu kita sering merindukan pemimpin yang merakyat kini ada di Jokowi, kita merindukan pemimpin yang melihat dan mendengarkan kita, kini ada di jokowi, kita merindukan pemimpin yang potongan dan gayanya santun nan sederhana kini ada di Jokowi. 

    saya ingin memiliki Presiden yang kapan saja bisa berbicara dengan dirinya tanpa jarak dan kekakuan, Presiden yang membebaskan kita mencubit pipi dan memeluknya kapan saja, saya juga ingin Presiden yang tertawa dan sedih bersama rakyatnya. Yang jelas Jokowi datang dengan kebaruan dan optimisme bahwa negri ini masih punya harapan.

    Sebagai penutup kembali saya menegaskan pemimpin lahir sesuai dengan kebutuhan zaman. Prabowo datang untuk melayani namun jokowi datang untuk menggerakkan. memang Indonesia tidak akan kemana-mana, memang tidak akan ada perubahan besar dengan saya dan kita  Jika Jokowi yang menang, namun orang ini membawa harapan biarpun itu secuil. Sekali lagi dan sekali lagi bangsa ini sudah lama terdiam dan berpangku tangan untuk hanya sekedar mengoceh dan meneriakkan kata kasar, keluh dan kesah tanpa tindakan di silih bergantinya pemimpin kita. Maka yang dibutuhkan Indonesia sekarang adalah pemimpin yang mampu menggerakkan bahwa masalah ini bukan masalah "saya" namun "kita" dan itu ada di Jokowi. Masalah bangsa ini tidak bisa diselesaikan oleh satu orang saja sekalipun itu Superman namun masalah bangsa ini harus diselesaikan oleh kita semua lewat pemimpin yang mampu menggerakkan, yang mau Turun tangan tidak hanya urun angan. mari bergerak karena Jokowi adalah kita.


    Dengan ucapan Bismillahi Rahmani Rahim saya akhirnya memilih Jokowi 
    SALAM DUA JARI