Temukan Saya

Twitter : @daenggun Facebook: Darmawansyah Gunawan E-Mail : darmawangun@gmail.com

Kamis, 24 Maret 2016

Di facebook saya gila,di Path saya tersesat, di Twitter saya menemukan Keseimbangan

By: Unknown On: Kamis, Maret 24, 2016
  • Share The Gag
  • Ketemu lagi Sob, setelah sekian lama nulis di blog sebelah akhirnya hari ini punya kesempatan nulis lagi di sini *kayak ada yang nyariin saja :)* . Mengawali tahun yang sudah berjalan di bulan ke tiga ini, kayaknya asik kalo nulis yang ringan-ringan saja. kali ini saya mau ngomongin sebuah tema yang sepertinya semua orang punya keresahan, semua related tentang hal ini. Yup apalagi kalau bukan tentang Duo Serigala *woy, eh maap maap soalan Sosial Media maksud saya :)!

    Bicara SocMed tidak ada cerita yang lebih EPIC tanpa membicarakan Facebook :). Facebook menurut saya ruang riset terbesar untuk para ilmuwan mencari jawaban dari penelitiannya, ruang para Komedian untuk mencari bahan lawakannya, ruang untuk para Sufi menuntaskan ilmu Tassawufnya :). Platform yang satu ini memang tidak ada matinya malah makin menghegemoni #Apaan. memasuki Facebook bagai memasuki alam lain yang asik sendiri tanpa tersentuh. ajaib memang Mark Zuckerberg ini dibalik kedermawanannya hingga menjadi salah satu Filantropis nomor wahid, amalnya mungkin sudah sekarung-karung sampai malaikat Rakib sampai capek menuliskan pahalanya. Tapi ketika kita masuk ke Facebook sekarang ini tiba-tiba saja keputusan Mark membuat Facebook adalah dosa besar yang bisa saja menggugurkan pahala-pahalanya yang sudah bejibun itu. Yup dosa besar dan sangat besar, saya tidak mengatakan bahwa platform lain tidak begitu tapi Facebook ini sudah  di level bebal.

    Subyektif memang untuk pendapat saya ini, orang lain bisa saja melihatnya berbeda. Soalan bebal-bebalan kita bisa temui ini sehari-hari, lihat saja berapa banyak berita yang tak lantas dikoreksi, tak lantas mendapat konfirmasi,kebodohan dibiarkan terjaga dan konsisten. Berapa banyak orang yang jatuh dan karakternya terbunuh di Facebook. Ini lebay?, bisa ya bisa tidak :))). Lihat saja tentang selfie ibu-ibu di depan teroris yang sudah dikonfirmasi Hoax namun tetap banyak yang bersikeras bahwa itu rill. Berapa banyak berita berbalut agama yang ternyata daif terus bertahan sebagai kebenaran umum. Lihat saja Quote tentang hubungan dan cinta dengan insert gambar pak Ridwan Kamil melenggang mulus seolah-olah itu benar dari mulut blio, tapi di Twitter sudah jauh hari pak Ridwan konfirmasi bahwa itu bukan kata-katanya. Namun Pesbuker  tetap bersorak dan menyanjung blio khas bajer-bajer politik!.

    Sebelum meneruskan sebelum Pesbuker ngamuk-ngamuk saya disclaimer dulu, saya sampai sekarang juga masih main Facebook, karena tak bisa dipungkiri Pesbuk saat ini satu-satunya media yang banyak menangkap momen dan mengabadikan banyak kenangan, di Pesbuk tempat mudah menemukan kawan,sahabat yang lama terpisah, Pesbuk tempat yang paling pas untuk menimbang calon jodoh kita sebelum berani mengatakan ya, Pesbuk tempat paling asik untuk berdiskusi dan berdebat tentang apapun itu yang tak kita dapatkan di ruang maya yang lain. 

    Katanya facebook makin kesini makin alay makin ngampung,bisa ya bisa tidak tergantung kita melihatnya dari sudut mana. Bukannya saya sok bahwa akun saya jauh dari itu namun sebisa mungkin saya menghindari hal-hal yang remeh seperti "pffft panas nih", "aduh belum makan nich", atau setiap hari memasang motivational poster supaya terlihat keren dan bregenjeng atau memasang foto saya sedang ini sedang itu dengan caption menye-menye bak artis kelas satu. Karena saya yakin banyak yang tidak nyaman dengan itu.  Saya akui saya pernah meng-alay di Pesbuk namun seiring tumbuh dan berubahnya awarness dan concern kita, perlahan itu berubah karena saya yakin bukan medianya yang alay tapi yang menentukan itu alay atau tidak ya kontennya apa,yang kita posting apa. Biarlah saya dikatakan sok ngomongin politik, sok ngomongin negara, mau bagaimana lagi yang dekat dengan saya sekarang itu, concern dan awareness saya ya itu. Thats why we always secretly judging on facebook :)

    Melompat ke facebook kita beralih ke Path, yup tempat ini membuat kita kadang tersesat dan tak tentu arah, *ahelah bahasa mu nak :)*. Dari semua Sosial media yang ada dan yang lagi hype sepertinya Path yang paling tidak ada guna. Path hadir hanya untuk menangkap kebutuhan dasar kita sebagai manusia-pengakuan. Path hadir untuk senantiasa memberi ego kita makan tapi anehnya kenapa kita seakan tak kuasa menolak untuk menggunakan platform ini. Saya tau ini tidak ada guna tapi bodohnya dengan sadar men-download, meng-install dan akhirnya menggunakannya juga di smartphone saya. Dasar manusia :). Ingat tidak fenomena artis yang " hai aku karyo, mau ikuti keseharian saya, daftar ke 12345,info yang kamu dapatkan langsung dari handphone saya loh", sesuatu yang dulu kita bully, sesuatu yang "apaan sih" namun  itu kita lakukan semuanya sekarang, yes we did it now. Bukankah Path seperti itu, apapun yang kita lakukan semua ada fiturnya dari bangun tidur sampai tidur lagi, apa yang kita makan, kita sekarang ada dimana, menonton apa, mendengarkan musik apa, baca apa dan apa-apa yang lain. kita saling follow kita saling add untuk berlomba-lomba untuk sesuatu yang kita pernah bilang aneh itu. Untunglah sudah seminggu ini akun saya di Path saya deactive kan, mungkin tidak permanen tapi untuk sekarang ini rehat sejenak dulu. Bukan karena takut tersesat tapi saya tidak punya sesuatu yang bisa saya pamerkan :)))))))

    Lah kebablasan saya kenapa sampai panjang begini, terlalu semangat pemirsa. Katanya kalau di blog itu haram hukumnya menulis terlalu panjang tapi maaf saya langgar dulu. Sebelum mengakhiri kurang sah rasanya tanpa membicarakan Twitter. Dari semua Platform, Twitter lah yang menurut saya yang paling-paling, ini menjadi favorit saya, i like twitter so much. Terima kasih untuk bro Saiful Rijal mengenalkan Twitter kepada saya, terima kasih juga tanpa sadar memaksa saya membuat blog dan akhirnya bisa bercerita...All Hail bung. Biarpun sudah ramai dibahas dalam beberapa tahun kedepan Twitter akan mati menuju senjakala karena ditinggalkan banyak penggunanya namun diakui apa tidak saya atau mungkin kalian juga merasakan bahwa di Twitter lah kita menemukan keseimbangan. lewat Twitter saya tidak perlu lagi menonton televisi untuk tau apa yang terjadi karena sifatnya yang realtime. Di Twitter tidak ada berita yang tidak terkonfirmasi. Saya bertemu dengan banyak orang dengan pemikiran luar biasa. Karena Twitter saya menemukan banyak guru baru untuk saya. Karena Twitter kita bisa jauh lebih objektif melihat keadaan karena argumen yang pro & kontra beradu di sana. Saya tidak tau lagi seberapa banyak sumbangsih Twitter untuk hidup saya. di sana saya banyak menemukan jurnal/peper luar biasa, saya menemukan banyak list buku keren. Saya bisa berinteraksi dengan junjungan saya seperti Zen rs sampai buya Ube yang selama ini sebelum ada Twitter saya cuma bisa baca buku dan tulisan-tulisannya. Di Twitter kita bisa "berbicara" dengan Presiden, dengan Gubernur,dengan Walikota, dengan pemimpin kita meskipun kebanyakan sifatnya  satu arah saja *mentionnya nda dibalas* :))). Yang jelas saya mendapatkan pencerahan lewat twitter. sampai-sampai saya bisa makan di rumah "teman" yang saya kenal karena hanya menjadi follower-nya...hahahaha. Yah di twitterlah kita menemukan keseimbangan