Temukan Saya

Twitter : @daenggun Facebook: Darmawansyah Gunawan E-Mail : darmawangun@gmail.com

Selasa, 20 Januari 2015

Mari Waras Melihat Sepak Bola

By: Unknown On: Selasa, Januari 20, 2015
  • Share The Gag
  • Derby Tyne-Wear adalah salah satu derby dengan intensitas tinggi di Liga Primer Inggris. Derby ini mempertemukan antara Newcastle United vs Sunderland. Dalam rangka derby tersebut salah satu stasiun televisi berbayar mengundang fans club Newcastle United di Indonesia yang tergabung dalam IndoToon Army. Pada sesi wawancara terakhir presenter bertanya "apa harapan teman-teman IndoToon Army terhadap Newcastle United musim ini?"  dengan lugas mereka menjawab "yang penting tidak degradasi atau yang paling realistis di papan tengah kelasemen" jawaban yang masuk akal karena dalam beberapa musim terakhir Newcastle bisa dibilang termasuk dalam tim-tim medioker di Liga Primer. Disela-sela jawaban, sang presenter menyelak dengan berkata "dan harus finish di atas Sunderland",namun teman-teman IndoToon Army menyanggah "itu tidak menjadi penting karena kami orang Indonesia, persoalan derby panasnya antara Newcastle dan Sunderland tidak ada hubungannya sama kita, kami cuma fokus ke Newcastle-nya saja". 

    Sebuah jawaban brilian,waras dan sedikit sarkas menurut saya tentang apa yang dilontarkan oleh teman-teman IndoToon Army. Iya- sindirian atas realita sekarang karena efek meng-global-nya sepak bola. Jamak kita temui sekarang apalagi teman-teman di Twiter land. Setiap akhir pekan timeline pasti akan riuh karena sepak bola. Dari keriuhan itu selalu ada ketidak warasan yang terselip. liat saja rivalitas antara Barcelona dan Real Madrid menular sampai lintas benua termasuk di negara kita Indonesia. setiap Barcelona  kalah selalu saja ada fans Real Madrid berteriak kegirangan dengan sedikit ejekan begitupun sebaliknya. Wajarlah jika orang-orang Madrid yang berlaku seperti itu namun hal itu terjadi di Indonesia. What the Hell. Apakah kita juga harus ikut berpolemik karena persoalan politik Catalonia dan Spanyol? keep focus on your team, mate!. 

    Rivalitas antara Manchester United dan Liverpool juga menghadirkan ketidak warasannya sendiri. Pada saat Liverpool melakukan tour Asia nya tahun lalu di Malaysia. sempat terjadi insiden di salah satu tribun di Bukit jalil. Salah satu penonton dipaksa keluar stadion  karena menggunakan Jersey Manchester United. karena tak mau, penonton itu harus kena bogem mentah dari "pendukung" Liverpool. Harus di ingat kejadiannya di Malaysia. Mungkin nanti akan ada yang menulis Thesis atau Disertasi dengan judul "Bagaimana Sepak Bola Mampu Memecah Belah Persatuan Suatu Bangsa"hehehe. Belum lagi orang-orang yang latah saking kesem-semnya dengan Manchester United sampai menyebut dirinya Manchunian . Dari Wikipedia, Manchunian itu sebutan untuk penduduk asli Manchester,jadi orang-orang Indo yang nanti punya rejeki dan bisa langsung nonton di Old Trafford jangan teriak i'm Manchunian karena nanti bule-bule di sana heran bagaimana bisa ada Manchunian kulitnya sawo matang.LOL

    ketidak warasan lain juga lekat pada sepak bola dalam negri. 

    "#BayarkanGajiPemain atau kalian akan dikenang sebagai korban Makassar lautan api oleh generasi mendatang"

    Statemen nyeleneh di atas saya ambil dari retwit-an akun suporter PSM Makassar @Maczman_Ori dari salah satu followersnya. Cuitannya berkaitan dengan ketidak jelasan manajemen PSM sekarang dalam membayar gaji pemain yang berimbas pada kemungkinan PSM tak bisa lolos verifikasi untuk bermain di Liga Super Indonesia. Karena sebuah klub sepak bola dengan manajemen yang bobrok ada orang yang ingin membuat rusuh dan membakar kotanya sendiri. Entah apa yang ada di pikirannya. Mungkin bermaksud cuma sebuah simbol kekecewaan namun kadang akal sehat tak diikut sertakan. 

    Minggu lalu kelompok suporter klub Persika Karawang membuat aksi dengan meminta sumbangan kepada pengendara di jalan raya untuk menyelamatkan  klub mereka yang terancam tak bisa ikut kompetisi Divisi utama karena tak punya dana. Sebuah aksi heroik namun juga ironis. mereka harusnya paham sepak bola sekarang menuju ke era industri tak punya uang lebih baik mati. mau tidak mau. sudahi klub-klub sepak bola mengambil dana dari APBD. kalau tidak ada uang jangan dipaksakan. jangan lagi mengambil uang rakyat yang sejatinya untuk kesehatan, pendidikan, dan kesejahtraan masuk ke sepak bola dengan cuma-cuma tanpa pertanggung jawaban. 

    Cerita lain datang 2012 lalu, Rangga Cipta Nugraha seorang bobotoh Persib Bandung  meregang nyawa di GBK karena dikeroyok oleh JakMania. Salah satu rivalitas terpanas dan sangat tak masuk akal di Indonesia sampai harus melibatkan nyawa. Dari peristiwa ini rivalitas kedua pendukung klub makin meruncing.Sampai-sampai bobotoh di Bandung menyebut kematian rangga adalah Syahid. lelucon apa lagi ini????

    Berbicara sepak bola memang tak pernah ada habisnya, begitu nikmat sampai-sampai kadang kita tak menjadi waras menyikapinya. banyak orang sampai bisa bilang rela mati untuk tim kesayangannya. Ada kutipan menarik dari Zen RS tentang ini. "Tak ada satu kemenangan pun seharga nyawa". Nikmatilah sepak bola pada porsinya jangan susah-susah. Kalau ada yang berkata Football is Nothing without suporter (Sepak bola tak ada artinya tanpa pendukung) bagaimana kalau dibalik. Bagaimana jadinya suporter tanpa sepak bola??? sepak bola toh tetap akan jalan dan tetap dimainkan jika tribun-tribun stadion kosong melompong. Mari waras melihat sepak bola