”Apabila datang Ramadhan maka pintu-pintu surga dibuka,
pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.”
(HR Bukhori & Muslim)
Sabda Nabi diatas acap kali kita dengarkan setiap bulan puasa
datang dari setiap mulut para khatib, Ustad dan ustadzah. Hadist tersebut
menjadi penggambaran betapa megahnya bulan Ramadhan nan suci, waktu untuk mengumpulkan
sebanyak-banyaknya amal kebaikan, dan waktu yang tepat untuk kita instrospeksi.
Dari ketiga phrase dalam hadist tersebut
di atas saya tertarik pada persoalan setan yang dibelenggu. Mengapa tidak, phrase ini menurut saya yang paling bisa diukur dan terlihat dengan nyata dibanding dengan
“pintu syurga yang dibuka” dan “pintu neraka yang ditutup”.
Dalam waktu belakangan ini saya mulai cenderung menghindari dan
agak tidak menyukai pembicaraan agama diseputaran tentang langit (neraka & surga),dosa
& amal kebaikan dan teori agama lainnya,apalagi forum tersebut dilaksanakan
di Mesjid, mushallah atau langgar. Saya mulai merasa geram karena kita ini yang
sering berbicara agama, masih atau memang menganggap bahwa persoalan agama itu
hanya ada di mesjid, Al Quran itu cuma ayat-ayat sakral yang turun dari Tuhan. That’s
it ,selesai perkara.
Hubungannya dengan hadist diatas dan kegeraman saya adalah
terlalu banyaknya anomali yang muncul. Setan dibelenggu ketika puasa dan
betul-betul lepas ketika Ramadhan berakhir bahkan dihari pertama hajatan itu selesai
tepat di hari raya Idul Fitri. Ini pengalaman saya Pada saat shalat idul fitri
tahun ini, saya merasa antara kecewa dan ingin tertawa ketika saya melihat
jamaah shalat ied semuanya menangis ketika membahas tentang dosa dan mengangguk
mengerti ketika khatib berbicara amal
kebaikan dan kebesaran agama (Islam) namun diakhir setelah prosesi semua
selesai, seperti biasa tanpa muka berdosa Koran yang kita pakai sebagai alas
sholat kita tinggalkan begitu saja menjadi sampah sampai menggunung, tak ada
niatan sama sekali untuk mengambil dan membuangnya di tempat sampah atau
membawanya kembali kerumah atau kalau kedua-duanya tidak bisa mungkin tinggal dikunyah saja dan ditelan. FUCK. Tadi
mengangguk mengerti tentang kebesaran agama (islam) dalam sekejap seakan akan
lupa dan menampakkan kebodohan kita sendiri.sepele? saya kira tidak karena
memang setan telah dilepas dari belenggunya, dan bagaimana kita tampakkan area
agama hanya kita anggap ada di forum-forum keagamaan itu sendiri bukan untuk
kehidupan nyata sehari-hari. Bukan mau ria tapi terus terang saya membuang alas
Koran saya ditempat sampah.
Idul Fitri adalah momen bahagia bagi seluruh umat muslim di
Dunia tapi tidak untuk Hadika (11) yang mendapati ajalnya dihari besar itu yang
ironisnya dia dapatkan ketika ia ingin merayakan kegembiraan bersama pembesar
negri ini. Dia meninggal karena terhimpit dan terinjak-injak di acara Open
house yang di gelar Pak Jusuf kalla wakil presiden terpilih. Entah siapa yang
salah namun hadist itu kembali membuktikan kesahihannya bahwa setan telah lepas
dari belenggunya.
Dari sedikit hal diatas dari banyaknya contoh setan yang telah
lepas ketika ramadhan selesai memberikan saya sedikit pemikiran bahwa mungkin
sebenarnya Tuhan tidak pernah menciptakan setan atau pun malaikat namun tuhan
hanya menciptakan satu yaiu Manusia yang diberikan sifat setan dan sifat
malaikat, jadi menurut saya yang punya ilmu agama yang cetek bin dangkal ini, setan
dan malaikat itu bukan wujud namun hanya sifat atau insting yang diberikan Tuhan
untuk kita, tinggal bagaiman manusia mengatur dan mengelola keduanya. Ck ck ck
bagaimana sudah kayak ustad belum? Heheh Pisss