Temukan Saya

Twitter : @daenggun Facebook: Darmawansyah Gunawan E-Mail : darmawangun@gmail.com

Senin, 11 November 2013

Tagged Under:

"Saya Siap Miskin Demi Negara Ini", are u kidding me????

By: Unknown On: Senin, November 11, 2013
  • Share The Gag
  • Tulisan singkat ini saya tulis masih dalam euforia Timnas U-19 bukan soal kesuksesannya namun cerita-cerita menarik diluarnya. Mungkin kalo sebagian teman-teman sadar dan memperhatikan Timnas kita ini dalam pemberitaannya, paling Quoteable atau setiap kata-kata yang dilontarkan baik pelatih maupun pemain sangat  banyak yang bisa di kutip. Misalnya Evan Dimas dengan "Hanya Tuhan yang tidak bisa dikalahkan", Coach Indra Syafrie dengan "level kita sudah di atas Asia" dan yang paling menarik adalah beberapa minggu yang lalu pernyataan Evan Dimas yang akan menjadi inti tulisan saya ini, dia mengatakan "Saya siap miskin demi negara ini", Pernyataan ini dia lontarkan ketika ia ditanya oleh wartawan tentang mengapa ia menolak kontrak 300 juta yang ditawarkan kepadanya sebagai bintang iklan. 

    Banyak yang memuji sikap Evan namun saya melihatnya dari sisi berbeda, saya merasa pernyataan Evan ini anomali dengan situasi yang berkembang sekarang dan cari aman. Anomalinya begini, tanpa dia berkata seperti itupun banyak pesepak bola yang akhirnya "miskin" setelah dia pensiun karena kurangnya perhatian dari negara. Belum meng-industrinya sepak bola kita, dimana lagi mereka bisa mendapatkan penghasilan tambahan di tengah banyaknya klub yang collapse dan menunggak gaji pemainnya. Pada dasarnya memang membela Timnas adalah kebanggaan bukan faktor uang namun  efek ketika berprestasi mendatangkan uang, itu adalah konsekuensinya. 

    Pernyataan yang cari aman, ya itu kesan yang juga saya tangkap dari pernyataan yang dikeluarkan oleh Evan. Evan mencoba tidak melawan arus opini dari masyarakat yang mengatakan karir pesepak bola Indonesia akan mandek jika bermain iklan ataupun masuk infotainment. Hal ini ada karena  berkaca pada beberapa pesepak bola yang katanya gara-gara main iklan dan masuk infotainment permainannya menurun (are u kidding me?), yang sampai sekarang saya masih mencari korelasinya, apa iya karena gara-gara itu. Tidak bisa saya membayangkan bagaimana "hancurnya" Evan Dimas karena reaksi dan komentar masyarakat jika tiba-tiba Evan muncul di iklan sosis atau iklan apapun itu. 

    Messi dengan sederet iklannya menggenggam 4 kali pemain terbaik dunia. Ronaldo dari iklan shampo sampai sempak sekalipun menjadi salah satu pemain terbaik dan termahal dunia. jangan ditanya tentang David Bechkam iklannya bejibun tapi masih diperebutkan oleh klub-klub besar sampai dirinya memutuskan pensiun. Terakhir bagaimana dengan santainya Gerard Pique punggawa Barcelona masih menyempatkan menonton MotoGP valencia 5 jam sebelum bertanding. apakah konteksya berbeda? tentu tidak! so kenapa harus berbeda perlakuan cara pandang antara pemain kita dan pemain-pemain luar. perlu diingat level dan intensitas  permainan di sana (Eropa) sangat-sangat tinggi. jadi menurut saya biarkan mereka mendapatkan "nasi"nya sendiri ketika kita tidak mampu mensejahtrakan. 

    0 komentar:

    Posting Komentar