Temukan Saya

Twitter : @daenggun Facebook: Darmawansyah Gunawan E-Mail : darmawangun@gmail.com

Minggu, 05 Mei 2013

Tagged Under:

"Sampah" Tukul di Televisi

By: Unknown On: Minggu, Mei 05, 2013
  • Share The Gag
  • Me-repost lagi tulisan saya waktu tahun 2008 yang lalu, ketika itu acara Tukul masih bernama Empat Mata namun kini sudah berubah menjadi Bukan Emapat  Mata setelah di tegur dan di larang tayang oleh KPI (komisi penyiaran indonesia) karena konten acaranya yang dinilai...ah su..dah..lah..


    Mendengar nama Tukul Arwana, mungkin seantero nusantara tidak ada yang tidak mengenal sosok ini, berkat acara yang dipandunya “Empat Mata” yang katanya hampir ditonton oleh setengah rakyat Indonesia. Pada setiap jam pemutaran acara, tukul seakan menjelma menjadi sang super star di tengah hiruk-pikuk jet set negeri ini yang hanya selalu menghadirkan isu perceraian, perselingkuhan, dan kisah cinta putus-nyambung. Tapi disini saya menulis tulisan ini bukan untuk membahas hal itu tapi bagaimana saya melihat Tukul dengan sangat cerdas mengolah lelucon–lelucon sampah yang di buang di suatu tong yang bernama televisi.


    Mungkin saat kita melihat tontonan tersebut (Empat Mata) kita hanya menganggap sebagai tontonan biasa yang menghadirkan beberapa bintang tamu dengan tema tertentu dan sedikit lelucon tapi tidak menjadi biasa ketika lelucon –lelucon yang ditampilkan terkesan kasar malah bisa dikatakan kurang ajar dan sangat tidak mendidik. Kata-kata yang mengandung ejekan, terkesan sarkastik yang selalu menyerang bentuk fisik seseorang seakan mengalir begitu saja, belum lagi joke-joke yang menyerempet ke hal-hal yang terkesan porno. Mungkin sudah sangat lumrah jika umpatan, cacian, dan makian terjadi di negeri kita ini mulai dari kalangan bawah sampai yang dikatakan kaum elite sekalipun sehingga semua orang yang menonton acara tersebut menganggap sebagai hal yang biasa saja.



    Dalam perkembangannya, dunia pertelevisian khususnya acara-acara talk show yang ada di Indonesia tidak banyak mengalami perkembangan yang cukup berarti, di mana sebagian besar insan pertelevisian Indonesia masih sebagai plagiator bukan sebagai pencipta ide, sebagai contoh Dorce Show yang mengadopsi habis-habisan acara talk show tersukses di Amerika Oprah Winfrey Show ataupun acara Tali Kasih yang menggunakan sisi keprihatinan untuk menggaet simpati penonton, dari sisi yang lain Empat Mata hadir dihadapan Anda. Acara yang dipandu oleh Tukul tersebut menggaet simpati penonton dengan menjual lelucon yang sudah basi dan tak berkelas untuk ditonton di mana setiap episodenya selalu saja dengan setting yang sama. Ada yang berperan sebagai yang “teraniyaya” dan juga sebagai sang “penganiaya”, tidak jarang acara tersebut menyimpang dari tema karena pelakon-pelakonnya, asyik saling mengumpat dan mencaci. Penulis berkesimpulan bahwa acara-acara (talk show) di Indonesia yang bertemakan seperti ini akan laku dibanding dengan acara-acara yang terkesan kaku, formal dan sopan.



    Untuk itu kita sedapatnya mampu memilih dan memilah tontonan yang selayaknya kita tonton, saya menulis ini bukan bermaksud karena saya anti-tukul atau memprovokasi anda atau siapapun untuk tidak menonton acara tersebut namun mungkin dapat menjadi pertimbangan apakah acara itu layak ditonton apa tidak, karena masih banyak alternatif tontonan lain yang jauh lebih berkualitas dan memberikan banyak manfaat.

    0 komentar:

    Posting Komentar