Susi nama yang sangat Indonesia
ini memenuhi timeline di Twiter dan Facebook
saya dalam dua hari ini. Mentri yang
diangkat Jokowi untuk memperbaiki perikanan & kelautan kita ini membuat
heboh wartawan ketika setelah pengumuman
kabinet di Istana Merdeka tanpa tedeng aling-aling melepas sepatu berhaknya
(hells) dan duduk di atas rumput sembari menyalakan sebatang rokok. Pemandangan
yang tidak biasa itupun sontak menjadi pusat
perhatian para pewarta di Istana petang itu.
Indonesia sebagai “Mekkah”nya
pengguna sosial media di dunia, membuat hal semacam itu dengan cepat merambat , berkembang liar di jejaring sosial. Dengan dua tema besar ada yang pro, yang
asik-asik saja dengan sikap yang diperlihatkan oleh bu Susi dan ada yang kontra
yang tidak suka/tidak setuju dengan kelakuannya. Kalau saya
disuruh bersikap atas ibu Susi agak susah harus berdiri di mana karena yang pro
dan yang kontra punya kebenaran atas pendapatnya masing-masing.
Indonesia ini kalau ibarat mobil sudah turun
mesin jadi butuh effort lebih untuk membuatnya bagus dan normal kembali. Untuk membuatnya
bagus harus dengan cara dan orang-orang yang tidak biasa. Kecendrungan ini
mulai tampak setelah pak Jokowi hadir di ruang keseharian kita lewat tv & Koran,
bagaimana dia memimpin Solo & Jakarta dengan cara yang tidak biasa dan di
luar pakem pejabat yang kita tahu. Setelah itu muncul Ridwan Kamil, Azwar Anas,
Risma,Ganjar dan yang paling kontroversial Ahok. Gara-gara kemunculan mereka
ada paradigma yang berubah pada sebagian masyarakat bahwa nilailah pejabat itu
dari ETIKA-nya bukan ETIKET-nya.
Hal ini muncul karena kita sudah
muak dengan pejabat yang Etiket-nya terlihat santun & sopan namun Etika-nya
tak lebih dari sekedar binatang dengan korupsi,saling suap, dan menikahi anak
di bawah umur. Jadi dalam konteks ibu Susi sendiri,
sebagian masyarakat sudah mahfum,maklum,dan permissif atas Etiket yang diperlihatkan Ibu Susi- merokok,punya tato dan hanya lulusan SMP. Namun masyarakat bisa sangat keras dan tegas jika mereka
melakukan korupsi, pelecehan seksual atau apapun yang menyangkut Etika. Intinya
jika saya berpendapat pro seperti yang Gus Ahmad Sahal (kader muda NU) bilang “tampil
urakan tapi anti korupsi itu lebih amanah daripada sopan tapi maling”.
Untuk sebagian masyarakat yang
kontra akan kelakuan ibu susi juga mempunyai alasan yang menurut saya tepat dan
masuk akal. Jika kita bermain pada ranah role model/tauladan, sebagai publik figur ibu Susi harus menjaga Etiket-nya. Karena sebagai pejabat
yang terus-terusan disorot lampu kamera alangkah tidak eloknya jika ibu Susi merokok namun pada saat yang bersamaan anak-anak kita ikut melihat lewat televisi.
Kita tidak bisa menjelaskan konsep Etika dan Etiket atau “don’t judge a book by
its cover” kepada anak-anak kita jika kita selalu menampilkan ibu susi sedang merokok yang tanpa disadari anak-anak
telah menangkap dan mengolah di otak mereka bahwa jika menjadi pejabat boleh
seperti itu.
Mengingat kasus yang menimpa
Ariel “NOAH” beberapa tahun yang lalu atas kasus video pornonya yang merebak di
masyarakat. Bukan karena aksi Ariel yang mengangkangi Luna Maya dan Cut tari
namun setelah keluarnya Ariel dari penjara masyarakat tanpa malu,sangat permissif,
tanpa perasaan bersalah kembali mengelu-elukan sang maniak seks seakan-akan amnesia
dan dengan mudahnya diterima ditengah-tengah masyarakat. Kalau bukan Ariel sih tidak apa-apa
namun ini Ariel “NOAH” seorang artis besar, publik figur, album laku
berjuta kopi dengan jumlah penggemar yang bejibun. Efeknya apa? Ada anak
SMP memperkosa teman sekelasnya beramai-ramai karena terinspirasi Ariel, yang
paling menyesakkan pemerkosaan itu disaksikan oleh murid perempuan juga di
dalam kelas tersebut tanpa rasa ada yang salah.Waddepak.
Pernah mendengar Edison Chen pemeran dalam film Initial D buatan HongKong. Foto dan video pribadi bersama pacarnya beredar luas di masyarakat. Tau apa yang dia lakukan? Membuat konfrensi pers permintaan maaf kepada publik dan para penggemarnya dan yang paling Epik dia mundur dari dunia keartisan dan meninggalkan Hongkong dan menetap di Kanada sampai sekarang. Edison paham benar bahwa dia adalah artis, panutan dan sebagai role model untuk banyak orang makanya dia mengambil keputusan itu agar masyarakat melupakan dan tak mengikuti perbuatannya. Perlu diingat Hongkong ini jauh liberalnya dari pada Indonesia yang katanya masih memegang budaya ketimuran. Benang merahnya adalah Ibu Susi harus tau diri dan paham bahwa dia adalah panutan,publik figur dan tauladan di masyarakat mulai dari anak-anak sampai kakek nenek agar senatiasa selalu menjaga sikapnya.
semua pendapat itu relatif namun intinya menjadi pejabat itu musibah dan amanah luar biasa,kita dituntut tiba-tiba harus seperti orang suci setingkat dengan nabi. jadi saya senyam senyum saja ketika ada mentri yang dilantik, keluarganya sibuk menggelar tenda dan mengadakan syukuran. untuk bu Susi agak susah memang ketika kita tidak menjadi diri sendiri namun ketika itu didapatkan namun malah membuat gejolak bolehlah itu dikomporomikan.keep rock n roll bu!!!
Pernah mendengar Edison Chen pemeran dalam film Initial D buatan HongKong. Foto dan video pribadi bersama pacarnya beredar luas di masyarakat. Tau apa yang dia lakukan? Membuat konfrensi pers permintaan maaf kepada publik dan para penggemarnya dan yang paling Epik dia mundur dari dunia keartisan dan meninggalkan Hongkong dan menetap di Kanada sampai sekarang. Edison paham benar bahwa dia adalah artis, panutan dan sebagai role model untuk banyak orang makanya dia mengambil keputusan itu agar masyarakat melupakan dan tak mengikuti perbuatannya. Perlu diingat Hongkong ini jauh liberalnya dari pada Indonesia yang katanya masih memegang budaya ketimuran. Benang merahnya adalah Ibu Susi harus tau diri dan paham bahwa dia adalah panutan,publik figur dan tauladan di masyarakat mulai dari anak-anak sampai kakek nenek agar senatiasa selalu menjaga sikapnya.
semua pendapat itu relatif namun intinya menjadi pejabat itu musibah dan amanah luar biasa,kita dituntut tiba-tiba harus seperti orang suci setingkat dengan nabi. jadi saya senyam senyum saja ketika ada mentri yang dilantik, keluarganya sibuk menggelar tenda dan mengadakan syukuran. untuk bu Susi agak susah memang ketika kita tidak menjadi diri sendiri namun ketika itu didapatkan namun malah membuat gejolak bolehlah itu dikomporomikan.keep rock n roll bu!!!
0 komentar:
Posting Komentar